Surabaya (suararakyatjatim) – Ratusan kader PDIP arak-arakan mengantar Eri Cahyadi-Armuji mendaftar sebagai pasangan calon ke kantor KPU Surabaya, Jawa Timur, Jumat (4/9). Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana tampak mendampingi.
Pantauan suararakyatjatim.com di lokasi, para kader yang memakai masker. Akan tetapi, mereka tidak menjaga jarak satu sama lain.
“Ada 500 orang, kader, simpatisan, disertai hiburan reog, barongsai, al banjari, dan berangkat didahului dengan doa lintas agama,” kata Sekretaris DPC PDIP Surabaya Baktiono kepada suararakyatjatim. com
Ketua DPC PDIP Adi Sutarwijono mengatakan, Eri dan Armuji diantarankan jajaran DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Pimpinan Fraksi DPRD Kota Surabaya, pengurus 31 kecamatan atau PAC, pengurus 154 kelurahan atau Ranting, dan pengurus anak-anak ranting atau setingkat RW di Surabaya.
“Pengurus pusat hingga anak ranting level RW, anggota dan simpatisan hadir. Ini berarti kami full team saat mendaftarkan calon pada pukul 14.00 WIB nanti,” ucap Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono.
Sikap kader PDIP yang arak-arakan itu bertentangan dengan imbauan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Sebelumnya, Tito tidak ingin ada arak-arakan karena berpotensi terjadi penularan virus corona.
Namun, Adi mengatakan bahwa kader banyak yang ikut mendampingi pendaftaran karena memang ingin menunjukkan kekuatan partai yang selalu memegang prinsip gotong royong.
“Ini perwujudan dari ajaran Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri, bahwa kesolidan kami adalah separuh dari kemenangan. Separuh lagi, diwujudkan dalam kerja-kerja menyeluruh untuk merebut hati rakyat,” kata Adi.
Selain itu, Eri dan Armuji juga diantar segenap elemen masyarakat Surabaya, seperti elemen NU, Muhammadiyah, tokoh lintas agama serta tokoh pemuda. Ada pula partai pengusung PSI dan partai pendukung lainnya yakni, PBB, PKPI, Hanura, Garuda, Perindo dan Berkarya.
“Sekali lagi, kami tunjukkan bahwa kekuatan gotong royong rakyat lebih dahsyat ketimbang kekuatan modal, politik uang yang meracuni kontestasi demokrasi,” terang Adi.
Pendaftaran juga dimeriahkan atraksi kesenian tradisional Reog Ponorogo, Barongsai, pertunjukan Banjari yang khas di kalangan jamaah pengajian, dan pentas pengamen jalanan.(why)