suararakyatjatim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengajukan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Tahun 2025 sebesar Rp12,354 triliun. Dokumen nota keuangan P-APBD disampaikan dalam sidang paripurna di Gedung DPRD Surabaya, Rabu (13/8/2025).
Dokumen tersebut mencakup nota keuangan atas Rancangan P-APBD Tahun 2025 dan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang P-APBD 2025. Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, menyerahkan langsung dokumen nota keuangan P-APBD kepada pimpinan DPRD Surabaya.
Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan bahwa P-APBD 2025 diperlukan karena salah satunya menyebabkan faktor penurunan belanja opsen pajak sekitar Rp600 miliar. Penurunan tersebut diantaranya mencakup hasil Opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
“Karena seperti kita tahu, belanja opsen kita turunnya sekitar Rp600 miliar. Jadi itu belanja opsen yang dari kita seperti Pembagian PKB dan lain-lain, turunnya Rp600 miliar,” ujar Wali Kota Eri usai sidang paripurna.
Meski terjadi penurunan, Wali Kota Eri menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur pada tahun 2025 tidak boleh terhenti. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya bersama DPRD, sepakat mengajukan pembiayaan alternatif kepada Bank Jatim sebesar Rp452 miliar.
“Alhamdulillah dengan pembiayaan itu, maka infrastruktur tidak akan pernah berhenti pembangunannya. Karena infrastruktur ini adalah penggerak ekonomi,” ujarnya.
Dalam P-APBD 2025, Wali Kota Eri juga mengungkap bahwa porsi belanja fungsi infrastruktur tetap sekitar 47,74 persen atau setara dengan tahun sebelumnya. Selain itu, anggaran juga dialokasikan untuk fungsi kesehatan 20,35 persen dan fungsi pendidikan 20,91 persen.
“Kalau kesehatan tidak ada belanja wajib, tapi kita berikan seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan. Jadi yang bersifat sosial itu tidak bisa kita hentikan,” jelas dia.
Wali Kota Eri menyebut bahwa pembiayaan alternatif bukan semata-mata untuk menutup kekurangan pembiayaan fungsi infrastruktur sebesar 47,74 persen. Namun, pendanaan tersebut untuk memastikan program pembangunan di Surabaya tetap berjalan meskipun pendapatan pajak menurun.
“Ketika belanja opsen berkurang, maka otomatis tidak ada pekerjaan. Berarti otomatis kita harus berani melakukan pelaksanaan pekerjaan tapi tidak mengganggu APBD,” tegasnya.
Ia memastikan pembiayaan itu akan dilunasi sebelum masa jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya berakhir pada tahun 2030. “Saya pastikan bahwa pembiayaan itu harus selesai pada tahun 2029, sebelum saya berakhir pada tahun 2030,” ujarnya.
Menurutnya, penurunan opsen pajak sekitar Rp600 miliar, membuat APBD 2025 hanya tersisa Rp11 triliun lebih. Dari jumlah tersebut, belanja yang bisa digunakan hanya sekitar Rp1,75 triliun karena sebagian besar terserap untuk belanja wajib maupun fungsi kesehatan dan pendidikan. “Belanja kita dari Rp12 triliun, yang bisa kita lakukan cuma Rp1,75 triliun,” paparnya.
Bahkan, Wali Kota Eri mengungkap jika di tahun 2025, beban belanja pegawai Pemkot Surabaya juga meningkat akibat penambahan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). “Yang awalnya kita Rp3 triliun, tambahannya buat PPPK saja Rp3,4 triliun,” katanya.
Meski demikian, Wali Kota Eri menegaskan bahwa pada tahun 2025, Pemkot Surabaya dan DPRD sepakat tidak akan mengurangi program pembangunan infrastruktur demi kesejahteraan warga.
“Tidak ada langkah mundur bagi kita untuk tidak menjalankan APBD, bagaimana kesejahteraan warga itu terwujud dengan infrastruktur agar pergerakan ekonominya meningkat,” jelas dia.
Terkait kemajuan proyek yang dibiayai melalui pembiayaan alternatif, Wali Kota Eri memastikan jika sebagian besar sudah berjalan. Beberapa kegiatan itu mencakup penyediaan lahan, pembangunan infrastruktur, hingga pemasangan penerangan jalan umum (PJU). “Pembiayaan di 2025 fisiknya harus selesai di tahun 2025,” katanya.
Dengan sisa waktu empat bulan menuju akhir tahun 2025, Wali Kota Eri menyatakan bahwa sebagian besar pekerjaan Infrastruktur telah berjalan. Seperti di antaranya pemasangan PJU, pembangunan saluran diversi Gunungsari hingga peningkatan Jalan Wiyung.
“Itu sudah kita lakukan semuanya, tinggal pembayaran dan pelaksanaan di beberapa fisik. Tapi yang pasti, semua APBD yang membiayainya itu di tahun 2025, maka fisiknya selesai di tahun 2025,” tutupnya.(*di/yu)