Oktober 5, 2024

Debat Pilkada Kedua Tentang Peningkatan Pelayanan dan Kesejahteraan Masyarakat

Surabaya (suararakyatjatim) – Ketua Komisi Pemilihan Umun (KPU) Surabaya Nur Syamsi menyatakan bahwa, debat publik sesi kedua peserta Pilkada Surabaya 2020, bakal membahas tema Peningkatan Pelayanan dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Surabaya.

Debat publik yang bakal digelar di Dyandra Convention Center Jala Basuki Rahmat, Rabu (18/11/2020) bakal menerapkan protokol kesehatan ketat.

Nur Syamsi bilang, dalam rapat koordinasi dengan bawaslu, kepolisian, dan Satgas Covid-19, ia mengusulkan agar sejak 50 meter dari Dyandra sudah dilakukan blocking atau penyekatan untuk mencegah potensi para pendukung masuk ke lokasi.

“Di dalam rakor sudah saya sampaikan, sebaiknya diblocking sejak 50 meter dari Dyandra. Biar tidak berpotensi kerumunan di sekitar lokasi debat,” paparnya, Rabu (18/11/2020).

Ia berharap pada semua pasangan calon agar tidak mengerahkan massa yg berpotensi menimbulkan kerumunan. Dia mengatakan, lokasi di Dyandra ini lebih bisa mengontrol kerumunan potensi pendukung itu, daripada di lokasi debat sebelumnya yang digelar di Hotel JW Marriot.

“Dyandra tempatnya mudah dijangkau dan pintu masuknya hanya satu sehingga pencegahan pendukung untuk masuk lokasi relatif lebih mudah,” ungkapnya.

Menurut Syamsi, teknis debat publik kedua ini tidak jauh beda dengan debat pertama. KPU Surabaya telah menunjuk lima penelis dari perguruan tinggi yakni 1 orang dari Unesa, 1 orang dari UINSA, 2 orang dari Unair dan 1 orang dari ITS.

Debat ini akan dimulai pukul 19.00 WIB disiarkan di tiga stasiun TV dan dimoderatori Chaterin Elissen. “Satu jam sebelum debat dimulai, semua paslon sudah harus hadir di lokasi debat,” jelasnya.

Sementara itu, AKBP Hartoyo Wakapolrestabes Surabaya menegaskan, tidak akan memberikan toleransi bagi pendukung semua pasangan calon. Kalau ada pendukung berkerumun di area Dyandra maka langsung dibubarkan.

“Kami sudah memberi imbauan jangan ada pendukung. Kalau ada pendukung akan kami bubarkan.Di hotel kemarin kan (pendukung) tetap kita usir, tidak ada toleransi,” katanya. (why)