Surabaya(suararakyatjatim) – Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony menilai Dinas Pendidikan Kota Surabaya memiliki kinerja kurang baik. Menurutnya banyak hal yang mengindikasikan Dinas Pendidikan tidak bekerja secara maksimal.
Permasalahan diwajibkannya pembelian seragam bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), kemudian masih banyaknya Plt Kepala Sekolah yang tidak segera dicarikan penggantinya menjadi beberapa hal yang disorot.
“Artinya koordinasi dari dinas kepada sekolah kan nggak jalan, nah sekarang pertanyaannya, apa yang dilakukan Dinas di sekolah-sekolah kan berarti nggak jalan sama sekali, sekolah sudah libur sekian tahun, kemudian masih banyak hal-hal yang tidak dipenuhi, kepala sekolah lebih dari 70 tidak ada, kemudian 13 kepala sekolah SMP Kosong, kemudian masalah seragam pun masih ada tarikan seperti itu,” jelasnya, Selasa (08/09/2021).
Dengan adanya permasalahan ini, Thony menilai Dinas Pendidikan tidak memiliki cara kerja yang sistematis di masa pandemi. Bukti yang paling nyata, kata Thony, dengan masih tersedianya rumah sehat di sekolah yang dijadikan tempat Pertemuan Tatap Muka (PTM).
Seharusnya, menurut Thony, Dinas Pendidikan sudah memiliki road map penyelenggaraan pendidikan di masa pandemi. Sehingga peralatan rumah sehat harus sudah steril jika sekolah itu memberlakukan PTM.
“Masih terdapat sekolah yang ada kasurnya, artinya ini belum fit, nah ini yang saya katakan bahwa tidak ada satu sistem kerja yang sistematis di Dinas Pendidikan,” tegasnya kepada suararakyatjatim.com.
Masih kata Thony, salah satu hal yang membuat Dinas Pendidikan tidak menunjukkan performa baik adalah karena posisi Kepala Dinas Pendidikan yang tidak berasal dari orang pendidikan.
“Ini konsekuensi dari Dinas Pendidikan yang tidak diisi dari orang pendidikan,” pungkasnya.(why)