November 15, 2025

Komisi C Minta Anggaran Rusunawa dan Rutilahu Ditambah

suararakyatjatim.com – Usai rapat pembahasan bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmawati mendorong Pemkot Surabaya untuk menambah alokasi anggaran pada sektor perumahan rakyat dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) 2026.

Menurut Aning, pemerintah kota perlu segera memasukkan anggaran pembangunan rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) sebagai solusi terhadap meningkatnya kebutuhan hunian masyarakat berpenghasilan rendah. Hal itu menyusul tidak tersedianya lagi anggaran Rusunami dari APBN.

“Kami minta Pemkot memasukkan anggaran Rusunawa di APBD 2026. Karena Rusunami dari APBN kemarin dipastikan tidak ada, dan dari hasil evaluasi kemampuan daya beli masyarakat juga masih rendah,” ujar Aning,Jumat (24/10/2025).

Aning menambahkan, saat ini antrean warga Surabaya yang membutuhkan hunian mencapai lebih dari 10.000 keluarga. Oleh sebab itu, Komisi C mendorong agar Pemkot tidak hanya fokus pada proyek-proyek fisik berskala besar, tetapi juga memperhatikan kebutuhan dasar warga terkait papan atau tempat tinggal layak.

Selain Rusunawa, Aning juga menyoroti penurunan anggaran program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Meskipun jumlah penerima meningkat dari 2.009 menjadi 2.100 unit, namun total anggaran justru turun dari Rp93 miliar menjadi Rp91 miliar.

“Kami usulkan supaya anggaran Rutilahu tidak diturunkan. Antriannya saja sudah sekitar 7.000 rumah. Ini hak dasar warga Surabaya yang harus diperhatikan,” tegasnya.

Menurutnya, warga yang tinggal di rumah tidak layak dan bocor harus mendapat prioritas bantuan karena termasuk kebutuhan dasar.

Lebih lanjut, Aning mengungkapkan, total anggaran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) mengalami penurunan cukup signifikan hingga Rp249 miliar. Karena itu, Komisi C meminta agar pengurangan tersebut tidak berdampak pada program-program dasar seperti Rusunawa, Rutilahu, Balai RT/RW, maupun tempat ibadah.

“Kami minta pengurangan anggaran jangan sampai mengusik hak dasar warga kota. Kalau ada kegiatan yang tidak terlalu prioritas, seperti pembangunan Sentra Wisata Kuliner (SWK) baru, lebih baik dialihkan untuk optimalisasi SWK yang sudah ada,” ujar Aning.

Dalam sektor Pekerjaan Umum (PU), Komisi C juga menyoroti penurunan tajam anggaran saluran drainase lingkungan dari lebih dari Rp200 miliar menjadi hanya Rp78 miliar. Namun, Aning menilai langkah Pemkot cukup logis karena fokus diarahkan pada penyelesaian saluran primer, sekunder, dan tersier senilai Rp669 miliar melalui pembiayaan alternatif.

“Kalau saluran utama sudah diselesaikan, nanti saluran lingkungan bisa mengikuti bertahap. Tapi kami masih menunggu detail data lokasi karena RKA-nya belum lengkap,” jelasnya.

Aning juga mengapresiasi proyek diversi Gunungsari senilai Rp100 miliar yang ditargetkan rampung tahun 2026, karena diyakini mampu mengurangi potensi banjir di wilayah Surabaya Barat.

Selain pengendalian banjir, Komisi C turut menyoroti proyek strategis bidang infrastruktur, seperti pembangunan JLLB, JLDB, dan kawasan Wiyung, yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas ekonomi antarwilayah.

Sementara untuk proyek Fly Over Dolog dengan total nilai Rp355 miliar, Aning memastikan pembiayaannya akan ditanggung oleh APBN sepenuhnya, sementara Pemkot menyiapkan dana pendamping sebesar Rp50 miliar untuk menjaga komitmen kerja sama.

“Fly over Dolog akan dibangun tahun 2026 setelah pembebasan lahan selesai pada 2025. Total nilai Rp355 miliar dipastikan dibiayai oleh APBN,” pungkas Aning.

Dengan berbagai catatan tersebut, Komisi C DPRD Surabaya menegaskan akan terus mengawal agar penurunan anggaran tidak mengurangi pelayanan dasar bagi masyarakat, terutama dalam bidang perumahan, pengendalian banjir, dan infrastruktur dasar perkotaan.(yu)