April 20, 2024

Tak Terima Diintimidasi PT KAI,Ratusan Penghuni Rumah Tanah Negara Wadul Dewan

Surabaya(suararakyatjatim) – Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Penghuni Rumah Tanah Negara (APRTN) Jawa Timur melakukan aksi demonstrasi terkait tindakan represif dan intimidasi yang dilakukan oleh PT KAI (Kereta Api Indonesia) terhadap warga. Aksi mereka dilakukan secara longmars dari Jalan Pacarkeling ke Gedung DPRD Kota Surabaya.

Ketua Umum APRTN Jawa Timur, Achmad Syafi’i, mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan akumulasi dari tindakan represif yang dilakukan oleh PT KAI terhadap warga Penghuni Tanah Negara.

Menurutnya tindakan semena-mena sudah terjadi sejak tahun 2008, Sejak Saat itu oknum PT KAI Kerap meminta uang sewa tanah dan mengklaim tanah konsesi yang dihuni oleh ribuan KK tersebut adalah milik PT KAI.

“Kami berharap kedepannya ada upaya yang baik dalam penyelesaian masalah ini, tidak lagi dengan cara lama seperti melibatkan pihak kepolisian, ataupun dengan cara menekan warga kecil,” ujarnya saat ditemui disela-sela aksi demonstrasi tersebut.

Achmad Syafii menegaskan bahwa dengan melaporkan warga atas tuduhan penghasutan ke pihak kepolisian itulah yang dianggap PT KAI telah mempersulit warga untuk mendapatkan haknya atas tanah yang telah ditinggali sudah puluhan tahun lamanya.

“Tuntutan kami satu yakni kalau PT KAI mempersulit cabut konsesi PT Kereta Api Indonesia,” tegasnya

Terpisah, Adi Sutarwijono selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya menyampaikan bahwa pihaknya akan membantu mencarikan solusi terbaik demi kepentingan bersama.

“Saya inginnya di ruang komisi terjadi dialog antara PT KAI dan Masyarakat penghuni yang hari ini mengadu kepada DPRD Kota Surabaya. Saya berempati dan prihatin dengan masyarakat yang merasa terintimidasi,” ungkapnya kepada suararakyatjatim.com, Selasa (5/10/2021) di Jalan Yos Sudarso, Surabaya.

Oleh karena itu Adi Sutarwijono mengharapkan agar masyarakat yang berada di tempat itu dapat tinggal dengan tenang dan dapat menyongsong masa depan dengan baik.

“Tanpa ada rasa was-was dan kekhawatiran akan eksistensi mereka,” pungkasnya. (why)